Bagi anak IMMIM di era 90an, menu ikan teri kecil alias mairo adalah santapan tiap pagi. Disajikan dengan bumbu asem manis, selalu setia hadir menemani hari.
Seringkali gorengnya kurang kering sehingga teksturnya sangat alot dan susah dikunyah, terkadang ukurannya ada yg mencapai 10cm sehingga harus dipotong beberapa kali sebelum bisa dimasukkan ke mulut.
Saking jarangnya variasi, alias menu tetap, mairo menjadi membosankan, padahal kandungan kalsium, mineral, dan proteinnya konon sangat bagus untuk pertumbuhan fisik dan otak. Tapi namanya manusia, rasa bosan muncul sehingga otak cenderung menolak, ketika disuguhi mairo. Mairo lagi, mairo lagi
Pagi ini, salah satu menu breakfast di hotel bintang 5 ini adalah mairo, tapi dikemas dalam bentuk cantik dengan nama yg keren Entah kenapa, mairo yg ini terasa lebih nikmat, apalagi saat dinikmati bersama bubur nasi
Mairo lagi…mairo lagi…