Saat akan kembali bertugas di Jepang, salah satu pertimbangan untuk tidak resign dari Mandom adalah kesempatan menunaikan ibadah haji jika bermukim di Jepang. Dikarenakan jumlah muslim di Jepang sangat sedikit, maka nyaris seluruh pendaftar akan bisa berangkat, asalkan memenuhi syarat untuk mendapatkan visa haji.
Diperbolehkan naik haji ini juga saya jadikan sebagai satu dari 3 hal yang saya minta saat negosiasi perpindahan kerja di perusahaan yang sekarang. Dua hal lainnya adalah disiapkan tempat sholat di kantor, dan diperbolehkan keluar kantor setiap jumat siang untuk sholat jumat di masjid terdekat.
Saya mulai hunting informasi tentang haji di internet sejak September 2018. Ada empat travel agent yg menyelenggarakan haji di Jepang yaitu HIS, Travel1, MianTravel, dan e-Holiday. Saat itu saya hanya fokus di Travel1 dan HIS. Di awal Desember 2018 saat mereka sudah memperoleh angka kuota, saya akhirnya memutuskan untuk menggunakan HIS, selain karena informasinya jelas, saya yakin dengan nama besar mereka, HIS tidak akan berani macam-macam dalam melayani jamaah. Sempat terjadi salah paham saat sub-agen HIS menolak mendaftarkan dengan alasan saya telat memberikan konfirmasi, padahal di akhir Desember saya sudah melakukan pre-reservasi kepada PIC di HIS pusat. Alhamdulillah masalah akhirnya clear.
Proses pendaftaran ulang mulai di sekitar februari 2019. Dikarenakan saya pas sedang memperpanjang visa tinggal, maka submit dokumen terpaksa dilakukan dua kali, dengan Residence card lama dan baru. Dan karena bertepatan dengan proses perpindahan kerja saya, akhirnya saya juga mensubmit lagi surat keterangan kerja dari perusahaan baru. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar tanpa hambatan.
Setelah pindah apartemen ke Chiba, kami ketemu dengan beberapa keluarga Indonesia dan kebetulan dua pasangan di antara mereka juga akan menunaikan ibadah haji dengan menggunakan jasa HIS. Dari mereka kami beroleh informasi tentang grup WA yang sangat bermanfaat untuk berbagi informasi tentang persiapan haji. Pastikan anda mengikuti grup WA atau LINE agar tidak ketinggalan informasi.Kami membuat daftar kebutuhan barang dan mulai berburu untuk memastikan tidak ada yg tertinggal.
Kami membuat daftar kebutuhan barang dan mulai berburu untuk memastikan tidak ada yg tertinggal. Di bawah ini daftar yg kami buat, siapa tahu bisa jadi referensi buat anda.
1. Kain Ihram
Karena punya yg bekas ihram tahun 2017, saya hanya membeli 2 pasang sehingga total ada 3 pasang kain ihram yg saya bawa. Jika anda membaca tulisan ini untuk referensi sebelum naik haji, maka saya menyarankan untuk tidak membawa lebih dari 2 pasang karena akan menjadi tambahan barang. Mayoritas haji dari Jepang adalah haji tamattu’, sehingga periode menggunakan kain ihram tidak terlalu lama sehingga dengan 2 pasang (atas dan bawah) pun sudah cukup.
2. Alas Tidur
Alas tidur hanya dibutuhkan di Musdalifah, dan itupun hanya untuk satu malam. Untuk alas tidur selama di Mina dan padang Arafah, biasanya disiapkan oleh pihak maktab, atau penyelenggara haji lokal yang ditunjuk oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA). Untuk rombongan HIS yg dipercayakan pada maktab 73, alas tidur menggunakan semacam kursi busa lipat portable yg cukup nyaman dengan panjang 2 meter, lebar 70 cm dan ketebalan busa sekitar 15cm.
Untuk alas tidur di Musfalifah, jangan membawa kasur angin seperti kami. Daerah Musdalifah adalah tanah lapang yg kebanyakan sdh diaspal dan bertabur kerikil kecil. Suhu permukaan tetap panas meski matahari telah tenggelam di malam hari. Bahan yg paling nyaman dipakai adalah semacam alas tidur yg biasa dipakai saat naik gunung dengan ketebalan minimal 1cm agar bisa melindungi punggung dari gerenjolan kerikil. Kantung tidur yg agak tebal dan bisa dihampar juga bagus, tapi jangan dipakai layaknya kantong tidur karena ada pendapat ulama yg mengkategorikan itu sebaga hal yg membatalkan ihram.
3. Peralatan mandi non-parfum
Di Jepang bisa ditemukan dengan mudah sabun dan sampo yang sama sekali tidak mengandung parfum atau disebut ???. Di Daiso dan Seria juga ada. Tidak usah jauh-jauh beli dari Indonesia seperti kami. Tapi kalau beli di Jepang, pastikan yg bahan bakunya 100% ??? atau nabati ya. Jangan sampai nyari yang tak berparfum, tapi mengandung bahan haram.
Jika pun tak sempat beli di Jepang, setiba di Mekkah atau Medinah, bisa dibeli di toko lokal, tapi di hari pertama ketibaan, memang lebih nyaman jika sudah tersedia sehingga bisa langsung bersih-bersih.
4. Peralatan Makan
Jika menggunakan jasa HIS, anda benar-benar tak perlu peralatan makan karena semua sudah disiapkan, baik saat di hotel, di Mina, ataupun di Arafah, apalagi saat di Madina. Anda hanya perlu membawa badan ke ruang makan, semua sudah tersedia.
5. Mie Instant dan Makanan Instant
Tidak usah repot-repot, di Mekkah mie instant Indonesia memenuhi rak-rak toko dengan harga normal. Bahkan untuk rombongan haji HIS, beberapa kali dibagikan mie instant gratis. Kalaupun mau bawa, mungkin lebih baik semacam abon atau furikake, dan tidak usah terlalu banyak karena penjual makanan yg enak-enak bertebaran di Makkah maupun di Mina.
6. Peralatan Cuci Pakaian
Hanger, tali, jepitan, ember, sabun cuci, banyak dijual di toko-toko sekitar hotel. Tidak perlu repot-repot bawa dari Jepang. Untuk mesin cuci, di hotel yg kami tempati disediakan 2 mesin cuci yang bisa dipakai bergantian oleh penghuni hotel yg semuanya rombongan HIS. Pakaian dijemur di loteng tempat mesin cuci ditaruh. Kami beli jepitan, dll di toko dekat hotel.
7. Pakaian
Bagi perempuan bawalah pakaian dengan mengandaikan anda tidak bisa nyuci selama tiga hari, yaitu selama di Mina. Tapi bagi laki-laki, karena menggunakan pakaian ihram selama tiga hari, maka jumlah yang dibutuhkan lebih sedikit. Untuk gamis atau baju koko, cukup bawa satu, selebihnya, beli saja di sana. Di Tower Zam-zam anda bisa membeli baju gamis buat laki-laki seharga 50-60 riyal (sekitar 1200yen) dengan kualitas bagus. Kalau mau lebih murah, belanja di pedagang pinggir jalan yg kadang ada yg menawarkan 10-15 riyal. Cukup bawa baju t-shirt atau baju santai biasa.
8. Uang Cash
Jangan bawa yen karena akan susah menukarnya, banyak money changer yg menolak, ataupun kalau mau, rate akan menyedihkan. Bawalah USD atau rupiah. Di Mekkah Madinah, sepertinya hampir semua pedagang mau bertransaksi dengan mata uang rupiah. Bahkan supermarket sebesar Al Dawood pun tidak menolak ketika kita membayar dengan rupiah.
PERSIAPAN DOKUMEN
Untuk mengurus visa, pihak travel akan mengirimkan daftar dokumen yang diperlukan. Saya hanya akan membahas beberapa hal yang penting agar anda tidak mengulang kesalahan yg telah kami lakukan.
1. Paspor dan fotokopi
Jika diminta fotokopi paspor seluruh halaman, maka fotokopi seluruh halaman dari awal hingga belakang. Dan pastikan paspor anda masih berlaku minimal 6 bulan saat hari keberangkatan haji. Jika pas-pasan, lebih baik urus paspor baru agar tidak deg-degan.
2. Pasfoto
Pasfoto untuk visa haji memiliki karakteristik khusus. Pihak travel menyediakan informasi itu di dalam bundel dokumen yg dibutuhkan. Bawa lembaran informasi itu dan fotolah di tukang foto profesional. Ada banyak calon jamaah buang-buang waktu dan uang dengan mencoba berhemat menggunakan photo box dgn biaya 800 yen tapi akhirnya mengulang 2-3 kali. Dengan 1800 yen anda bisa membuat foto visa yg tidak perlu gagal di professional fotografer semacam Kitamura Photo.
3. Keterangan Kerja
????? (zaishoku shoumeisho) atau surat keterangan kerja berlaku dalam bulan yg sama. Pastikan memintanya dari kantor sehari-dua hari menjelang pengurusan visa. Kalau mahasiswa,?????(zaigaku shoumeisho) lebih fleksibel.
4. Vaksinasi Meningitis dan Influenza
Pastikan melakukan reservasi jauh hari sebelumnya karena tidak banyak klinik yg menyediakan layanan ini. Cek daftar klinik dari pihak travel dan hubungi segera untuk vaksinasi. Kami menggunakan jasa klinik Hiroo di daerah Hiroo ?? Tokyo, dokter dan perawatnya fasih berbahasa Inggris.
5. Terjemahan Buku Nikah
Dokumen ini dibutuhkan jika anda berangkat haji bersama pasangan. Kalau anda masih jomblo, tidak usah repot-repot ya…hehehehe.
Terjemahkan buku nikah ke bahasa Inggris dan minta legalisasi ke KBRI atau KJRI. Untuk KBRI layanan bisa melalui pos, tapi pastikan untuk menelpon dulu dan tanyakan ke bagian mana perlu dialamatkan. Petugas cukup ramah dan tidak berbelit-belit.
Dokumen, kain ihram, rompi haji, dll kami terima sekitar sebulan menjelang keberangkatan. Berdasarkan informasi yang beredar di grup WA, waktu ketibaan paket dari travel agent berbeda-beda. Kemungkinan penyebabnya adalah karena HIS menggunakan alokasi jamaah ke beberapa sub agen sehingga waktu pengiriman bergantung pada kesigapan masing-masing agen yang menangani.
Baca kelanjutannya …