Kegiatan hari ini diisi dengan seminar yang bertajuk finansial dan akunting perusahaan. Setelah hampir 2 tahun terakhir masuk kembali ke dunia kerja cukup mwnyenangkan juga mendengar kembali istilah2 bisnis dan ekonomi, walaupun dalam kerangka sempit karena terbatas pada hal-hal yang beehubungan dengan finansial dan akunting. Tapi karena materi dibahas sambil membuka B/S dan P/L perusahaan maka materi menjadi lebih mudah ditelaah ketimbang ketika di bangku kuliah, sebab permasalahan yang diangkat kebanyakan bisa saya jumpai sehari-hari dimeja kerja. Selama seminar ada beberapa materi seperti ROE, ROI, dll yang sudah mulai kabur di ingatan, menyadarkan betapa malasnya saya membuka buku2 bisnis selama satu tahun terakhir.
Dalam seminar, hal yang paling mencolok adalah bahasan tentang kondisi Mandom Indonesia dilihat dari kacamata P/L, B/S, dan cash flow. Sebagai perusahaan publik dengan skala penjualan melewati 1 trilyun, Mandom Indonesia adalah perusahaan yang cukup sehat.
Di antara 9 cabang perusahaan Mandom di luar negeri, Mandom Indonesia saat ini memang yang terbesar, baik dalam skala produksi maupun organisasi. Tapi keadaan ini sebaiknya tidak membuat Mandom Indonesia terlena karena bagaimanapun keadaan bisa berubah jika prospek pasar dalam negeri menurun atau yang paling tidak diinginkan, terjadi kekacauan sosial/ekonomi di dalam negeri Indonesia. Mandom memang tidak akan seringan perusahaan ‘S’ melangkahkan kaki keluar dari Indonesia, tapi bukan berarti bahwa Mandom akan tetap bertahan walaupun dunia bisnis Indonesia tidak kondusif karena tentunya bisnis harus dijalankan dengan logika berdasarkan angka dan fakta, bukan sekedar intuisi dan emosi (paragraf ini adalah pendapat saya).
Bahasan yang dibawakan oleh manajer HRD atasan saya Mr. Yamada itu ditutup dengan membandingkan laporan cash flow Mandom 30 tahun yg lalu dengan yang sekarang dan beberapa anak perusahaan.