Mensiasati Perasaan Bersyukur

“Belajarlah dari orang Cina, mereka tidak akan menggunakan semua harta melebihi kemampuan. Kalaupun mereka sanggup membeli mobil mewah maka mereka hanya akan membeli mobil biasa, kalau mereka hanya sanggup beli mobil biasa maka mereka hanya beli motor, kalau mereka sanggup beli motor maka mereka tetap sabar dan memakai sepeda, kalaupun sanggup beli sepeda mereka tak akan beli sepeda, mereka akan jalan kaki dan menyisihkan uang yg mereka punya untuk persiapan di saat2 kritis.”
Itu adalah nasihat ayah saya sejak saya masih kecil, dan nasehat itu bukan sekedar kata, melainkan beliau praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau selalu berusaha untuk tidak membelanjakan uang di luar kemampuan finansial beliau.
Tentu saja tidak semua orang Cina bersikap bijak seperti kata Bapak saya itu, tapi memang harus diakui bahwa ada banyak dari mereka yang mampu menahan diri untuk tidak mengkonsumsi barang2 melebihi kemampuan ekonomi sendiri sehingga mereka masih mampu bertahan ketika tiba masa sulit.
Nasihat Ayah itulah yg saya ingat ketika setahun yg lalu saya ditawari pinjaman tanpa bunga oleh perusahaan untuk membeli mobil. Waktu itu uang yg saya pegang hanya cukup untuk membeli mobil bekas yg butut, tapi kalau ditambahi dengan pinjaman dari perusahaan maka akan cukup untuk membeli mobil yg cukup layak. Saya memilih bersabar, menolak pinjaman dan merasa puas dengan mobil bekas yg berhasil saya beli dengan uang sendiri dan dengan harga yg murah. Mobil Minica versi Pj keluaran Mitsubishi 15 tahun yg kami beli itu sebenarnya masih berbodi mulus tapi karena memang sudah tua maka mesinnya tidak tahan diajak jalan jauh. Pada musim dingin kami kadang2 harus sabar menahan dingin kalau melaju di jalan tol karena kalau AC pemanas dinyalakan mesin berbunyi aneh sehingga agak mengkhawatirkan kalau2 tiba2 mogok di jalan. Dan karena bodinya yg kecil maka kalau kami sekeluarga naik, penuh sesaklah si kecil itu.
Tapi saya sangat bersyukur dengan keputusan pembelian mobil tersebut, selain BBMnya yg bisa hemat hingga sekitar 25km/liter, bodinya yg kecil memudahkan saya yg memang baru megang SIM setahun ini untuk belajar nyetir lebih lancar. Dan justru karena saat membeli mobil pertama kali kami memulai dengan mobil kecil, murah, dan tanpa fitur2 istimewa seperti itu maka kami bisa mengerti apa arti sedikit kemewahan dan bersyukur kepada Allah SWT atas kenyamanan yg ada di mobil kami yg sekarang. Seandainya setahun yg lalu itu saya menerima pinjaman perusahaan dan membeli mobil yg setaraf dgn yg baru saja kami beli minggu lalu maka mungkin kami akan susah mengerti bagaimana nikmatnya berkendara tanpa perlu khawatir dengan mesin yg overheat, kursi yg empuk, layar TV ekstra di kursi belakang, kamera penuntun parkir, sonar pendeteksi sekeliling, navigator dengan perintah suara, dan sederet fitur yg tersedia di Toyota Ipsum versi 240u itu. Mungkin bagi orang Jepang, mobil bekas berumur 8 tahun yg baru kami beli itu hanya mobil biasa dengan kelengkapan standar mobil keluarga karena fitur2 yg ada memang sudah lazim ada di mobil2 minivan keluarga di sini, tapi bagi yg sebelumnya memakai mobil dgn kelengkapan minim maka peningkatan itu adalah suatu kemewahan yg luar biasa dan tentu saja sangat kami syukuri.
Dalam hidup ini seringkali kita lupa bersyukur dan tidak menganggap rejeki yg kita nikmati saat ini adalah keluarbiasaan hanya karena kita memperolehnya dengan sedikit mudah sehingga cenderung menganggap semua itu adalah hal yang lumrah dan biasa, padahal semua itu adalah kemurahan luar biasa dari Allah SWT.
Jika anda punya pilihan untuk menikmati sesuatu, janganlah langsung memilih tingkat tertinggi dari pilihan yg ada. Cobalah mulai dari tingkat yg bawah, sehingga ketika anda berada pada tingkat yg lebih tinggi anda bisa mengerti bahwa masih ada banyak orang yg hanya diberi nikmat kurang dari apa yg anda nikmati saat ini. Anda bisa mengerti karena anda pernah mengalami tingkatan kenikmatan itu.
“Undzur ilaa man aspala minkum wa laa tandzur ila man huwa fawqakum fahuwa ajdaru an laa tazdaruu nimatallahi alaekum ”
(Lihatlah kepada orang yg (keadaannya) kurang dari kamu, jangan melihat kepada orang yg di atas kamu karena yg demikian itu akan membuatmu tidak mensyukuri nikmat Allah atasmu)

Mitsubishi Minica

Mobil kami yg dulu, Mitsubishi Minica Pj

Tuliskan komentar anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.