Tak terasa sudah lebih dari satu tahun kami tinggal di perumahan Pemda yang dipinjamkan oleh KCCC (Kobe Cross Culture Center) ini. Dan tak terasa pula sudah hampir kami akan pindahan ke daerah Himeji. Insya Allah kalau tak ada aral melintang, maka februari tahun depan kami akan bermukim di kota Himeji.
Sehabis lebaran saya coba beres2 dokumen2 nenkin yang sudah lama sambil mengerjakan aktivasi ulang beberapa layar panel pajaknenkin.com setelah pemindahan server akhir bulan lalu. Di antara layar2 kontrol itu ada sebuah layar yang menampilkan data teman2 mantan kenshusei yang mengajukan aplikasi, beres prosesnya, tapi rekeningnya bermasalah sehingga dana tak bisa kami transfer, kami menyebutnya REKENING BERMASALAH.
Teman2 yg rekeningnya bermasalah itu ada yang sudah sampai 3 atau lebihkami kirimi surat via pos. Di antaranya ada yang setiap kali dikirim suratnya kembali lagi, ada juga yang setiap kali dikirim tak kembali tapi tak juga ada jawaban. Suatu hari ketika berbincang dengan adik saya yang menangani administrasi di Makassar, Nurul, saya melemparkan spekulasi bahwa jangan2 ada di antara orang2 yg rekeningnya bermasalah itu sudah tidak ada lagi di dunia ini alias telah mendahului kita. Spekulasi itu saya ambil karena memang ada beberapa orang di antara deretan nama2 itu yang beralamatkan daerah2 bencana di Jawa Tengah ketika gempa merenggut nyawa banyak manusia di sekitar Yogya tahun 2005 lalu. Dan jika memang pemilik dana itu betul sudah meninggal dunia, maka adalah kewajiban kami untuk mencari keluargnya. Bahkan bila harus mengeluarkan biaya transportasi yang mungkin lebih besar dari dana itu sendiri.
Menangani rekening bermasalah ini jauh lebih sulit daripada aplikasi yang lancar dan aktif rekeningnya karena sangat berpotensi moral hazard. Itulah sebabnya kami mengambil kebijakan untuk tidak mengumumkannya secara terbuka dan melacaknya dengan cara kami sendiri. Tahun2 lalu, biasanya saya pulang ke Indonesia dan melakukan pelacakan langsung dengan jaringan yang kami miliki. Tapi tahun ini berhubung Allahbelum memberikan keluangan waktu, maka terpaksa proses pelacakan hanya bisa kami lakukan dari Jepang dengan keleluasaan yang sangat terbatas. Mudah2an insya Allah tahun depan di musim panas saya bisa minta cuti dan menyempatkan diri menyelesaikan beberapa dari amanah yang tertunda itu.
Mmmhhh….. mengingat mati selalu menakutkan.Dan lebih menakutkan lagi kalau saya sudah harus “kembali”padahal adabeban amanah yang belum tertunai. Naudzu billahi min dzalik ya Rabbiy.
Satu pemikiran pada “Yang Tertunda”
wuaaa begitu ya,,sebelumnya selamat telah menemukan tempat yang baru,,,tapi saya mau menanyakan tentang nenkin teman saya yang udah hampi 6 bulan kok belum turun2 y? ya mank pernah dikirim kembali tp di cek cuma bermasalah huruf2 aja, tp trus kok ga ada kabar lagi ya ,,,,,dengan nama Muhadi alamat terwilen sleman jogja