Orientasi perusahaan kali ini diadakan di Himeji, kota terdekat dari pabrik Mandom berlokasi yaitu Fukuzaki Cho.
Saya berangkat agak pagi karena harus singgah di bank untuk menyelesaikan beberapa urusan keuangan. Perghitungan saya, antrian di bank akan cukup panjang sehingga saya bisa menghabiskan waktu menunggu kereta yg jamnya pas. Saya harus tiba di Himeji sebelum jam 13:30 karena acara akan diadakan pada jam 13:55.
Ternyata tetap saja saya tiba kepagian di Himeji, kota yang terkenal dengan Himeji Jo (istana Himeji) itu.
Setelah keliling2 sebentar di stasiun JR Himeji, saya akhirnya masuk ke WC dan berwudhu karena jam sudah menunjukkan lewat pukul 12 siang dan waktu dhuhur sudah masuk. Sehabis wudhu saya mencari tempat di stasiun yang pelatarannya lumayan luas itu dan menggelar sajadah. Dengan menghadap persis ke sebuah tiang raksasa saya sholat dhuhur dan ashar, jama’ qashar. Sewaktu siap2 sholat, beberapa orang yang lalu lalang memperhatikan saya dengan pandangan aneh. Mungkin mereka masih belum terbiasa melihat muslim sholat di tempat2 umum. Saya cuek saja dan melakukan ibadah dengan santai karena waktu yang masih panjang.
Sehabis sholat saya langsung menuju hotel Nikko yang terletak persis di seberang stasiun Himeji. Saya melirik arloji, masih jam setengah 1-an, berarti masih ada waktu satu jam sebelum acara dimulai. Setiba di lantai 3 tempat ruangan berada, saya sempat duduk sebentar di sofa yang tersedia sebelum akhirnya memutuskan kembali ke bawah karena ingat sesuatu. Saya belum membeli masker.
Hari itu saya berpuasa dan kondisi badan masih capek karena sehari sebelumnya acara KCCC baru saja selesai. Selain untuk mencegah saya terkontaminasi virus yang mungkin akan mudah menyerang kekebalan tubuh di kala capek seperti itu, saya juga mempertimbangkan kenyamanan orang sekeliling pada acara orientasi dan kenshu nanti yang pasti akan banyak bercakap dalam jarak dekat. Bau mulut orang puasa tentu tidak sedap di indera penciuman orang lain.
Sewaktu membeli masker di konbini dekat stasiun saya bertemu dengan 2 orang calon teman sekerja di Mandom nanti, Oku-kun dan Kimura-san. Kami akhirnya bareng kembali ke hotel Nikko dan acara dimulai beberapa menit kemudian.
Acara hari itu adalah naitei-shiki. Naitei kalau dibahasaindonesiakan agak susah karena memang sistem perekrutan di negara ini berbeda dengan di kita. Umumnya kalau di Indonesia, cari kerja kita lakukan setelah lulus dan menerima ijazah dari sekolah. Jarang sekali ada perusahaan di Indonesia yang mau menerima calon pegawai yang belum mengantongi ijazah kelulusan dari sekolah terakhirnya, yoppodo calon pegawai itu adalah orang yang sangat luar biasa kualitasnya. Sementara itu di Jepang, mencari kerja dilakukan ketika menjelang atau memasuki tahun keempat yaitu sekitar semester 6 atau 7, pada saat ijazah belum di tangan. Dengan adanya rentang waktu 1 tahun itu, walaupun kita sudah diterima kerja di perusahaan, dan kita dan perusahaan sudah bermufakat dengan perjanjian kerja, tetap saja masih ada kemungkinan salah satu pihak memutuskannya. Diterimanya kerja sebelum masuk kerja beneran inilah yang disebut naitei. Jadi, sudah diterima kerja tapi belum dilantik menjadi pegawai.
Upacara naitei dihadiri oleh Manager Personalia dan beberapa orang stafnya bersama kami, 18 orang calon pegawai Mandom Japan tahun depan.
Sehabis pelantikan, acara dilanjutkan dengan game yang sesuai dugaan saya dilakukan dengan grup2. Untung saya sudah mempersiapkan masker sehingga tidak perlu khawatir bau mulut mengganggu komunikasi 🙂
Setelah istirahat setengah jam acara dilanjutkan dengan ???????????? atau kalau di bahasa kita, ACARA RAMAH TAMAH. Untung acara itu dimulai setelah jam 18:00 sore sehingga saya bisa menikmati hidangan karena sudah masuk waktu buka puasa. Sato-san, staf personalia, berbisik kepada saya bahwa makanan yang terhidang sudah aman dari daging babi sehingga tidak perlu khawatir. Saya menundukkan kepala dan mengucapkan terima kasih banyak. Saya sangat terkesan, bayangkan untuk kepentingan saya, satu orang di antara 22 yang hadir itu, mereka menyiapkan makanan yang bebas dari ?? (daging babi), alhamdulillah.
Pada saat acara ramah tamah itu saya sempat berbicara dengan Sakai-san dan menanyakan tentang ruangan sebelah yang sempat saya lirik ketika lewat. Di papan nama ruangan kalau tidak salah tertulis ???????????????. Dari Sakai-san saya akhirnya dapat informasi kalau di antara yang hadir di ruangan sebelah itu ada juga perwakilan dari Indonesia. Dengan antusias saya bertanya apakah boleh tatap muka dengan perwakilan dari Indonesia itu, di luar dugaan Sakai-san mengiyakan dan berjanji akan memberitahu nanti setelah dapat ijin dari KaBag yang mengurus ruangan sebelah. Sekitar sejam kemudian saya sudah masuk ke ruangan sebelah.
Hari itu ternyata ada pak Kusumo, pak Makmun, dan pak Sanyoto dari Mandom Indonesia. Dari Mandom Filipina, Hongkong, dan Malaysia masing2 Mr.Rolando, Mr.Johnson, dan Mrs. Anne. Menilik kartu nama mereka tampaknya hanya kalangan terbatas saja yang ikut pada program itu karena hanya Mrs. Anne yang bertitel Supervisor dan Mr.Rolando bertitel Assistant, yang lainnya bertitel manager, general manager, dan Director.
Setelah berbasa-basi dan berseloroh dalam bahasa bercampur Indonesia, Nihonggo, English, saya akhirnya pamit karena teman2 yang lain sudah pada nongkrong di bar lantai teratas di hotel itu. Acara terakhir malam itu adalah ramah-tamah sesi kedua, di bar.
Pada acara seperti inilah orang2 Jepang biasanya menjadi rileks dan melepas atribut2nya. Di bawah pengaruh minuman keras biasanya mereka akan bertingkah berbeda dari perilaku sehari-harinya. Memang agak susah melayani obrolan orang yg telah dibius alkohol karena kadang2 omongan tidak nyambung. Untunglah selama 7 tahun di Jepang ini saya kadang2 berbaur dgn teman2 pada acara nomikai (minum-minum) sehingga sudah agak terbiasa dengan suasana seperti itu. Sembari menyeruput coca-cola murni, saya berpindah meja satu kali sampai akhirnya acara itu bubar karena sudah larut. Kami akhirnya menuju kamar masing2, malam itu kamar yang dipinjam ada 9 buah, dengan komposisi pria-wanita yang 10-8, pas banget 1 kamar twin untuk 2 orang.
Alih2 tidur karena kecapekan, teman2 lain yang masih berusia 22 s/d 26-an itu sepertinya belum puas. Mereka menyusun kelompok dan mengadakan kunjungan rombongan ke setiap kamar2. Saya yang sekamar dengan Ogita-kun, mahasiswa Kansai University, akhirnya tidak bisa tidur karena tumplekan mereka ke kamar yang sempit itu. Saya baru terlelap selewat jam 1 malam padahal jam 3:30-an kemudian saya bangun untuk sahur pop mie yang saya bawa dari rumah.
Jam 09:00-an esok harinya kami di bis menuju Fukuzaki Cho tempat pabrik Mandom terletak.
Kunjungan pabrik kali ini adalah yang kedua karena 2 tahun sebelumnya saya sudah pernah datang pada acara yang diadakan oleh yayasan Nishimura. Sehabis kunjungan pabrik, bis menuju restoran di pinggiran kota Fukuzaki.
Saya yang puasa terpaksa menelan ludah berkali-kali karena hidangan makan siang yang tentu saja tidak bisa saya sentuh. Selama makan siang itu saya duduk di samping personalia pabrik dan Sakai-san. Di depan saya duduk Shin-san, mahasiswa asal Cina.
Sehabis makan siang kami akhirnya menuju stasiun Shin Osaka dengan bis dan bubaran di pelataran stasiun itu. Saya tiba di Kobe menjelang buka puasa.