Akhirnya kegiatan hari ini beres juga.
—
Sejak semalam sepulang dari Naan Inn saya tenggelam di meja komputer. Sewaktu mengecek email, dua buah email dari pak Aki staf KJRI nongkrong di folder spam. Saya setengah bersorak ketika melihat judul email karena itulah yang saya tunggu2 sejak 2 minggu yang lalu, “draft pidato pak KonJen RI Osaka”.
Jam menunjukkan jam 4 lewat 7 ketika paragraf terakhir dari terjemahan pidato pak Pitono dan naskah MC saya selesaikan. Setelah sahur dengan sedikit nasi dan lauk karena perut masih kenyang oleh roti naan inn semalam, saya melanjutkan kerja dan memeriksa beberapa kalimat2 Jepang yg masih agak janggal. Dengan diselingi sholat subuh, saya masih tenggelam di meja kerja hingga matahari nongol di timur.
Ketika akhirnya saya puas dengan draft dan terjemahan itu, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Bergegas saya menyetel PDA untuk membunyikan alarm pada jam 9:00, 9:05, dan 9:30, sehabis itu saya membaringkan tubuh dengan berat. Dewi masih terlelap di samping Aisha dan Adnan.
Taktik saya memasang alarm di tiga waktu ternyata efektif, bunyi pertama dan kedua memang masih sangat berat, tapi ketika bunyi yg ketiga, akhirnya saya memaksa mata terbuka setelah Dewi juga mengingatkan waktu. Hari ini kami harus tiba di Kobe Club sebelum jam 11:00. Dalam perjalanan pak Konsul Sosial-Budaya dari KJRI menelpon dan memberitahu bahwa draft pidato yg dari pak Aki tidak akan dipakai dan beliau akan membuat final draft yg akan disampaikan nanti. Saya hanya kebingungan.
Mata saya sangat berat, bagaimana tidak, semalaman otak diperas dan baru istirahat selama 3 jam. Sesamapinya di Kobe Club, setelah mengecek teman2 tim angklung dan persiapan peralatan Tatsuta Sensei, saya menuju ruangan utama yang akan dipakai untuk acara kegiatan hari ini yaitu “Peringatan 25 Tahun Pendirian Host Family Communication Center” yang dihubungkan dengan tema menjelang peringatan 50 tahun persahabatan Indonesia-Jepang. Mbak Susy, Lia, dan Wildan tampak asyik mengetes piano dan angklung bersama Tatsuta Sensei.
Saya mencoba memeriksakan draft hasil terjemahan yg saya pegang kepada salah seorang staf KCCC dan membuat beberapa coretan di lembaran itu. Setelah meminta petunjuk tentang draft pidato Konjen kepada Sumino sensei, saya menelpon pak Konsul SosBud dan meminta tolong agar sekiranya bisa datang lebih cepat jika memang inginnaskah pidatodiubah. Saya hanya terhubung dengan voice mail box.
Karena tidak tahan kantuk, saya ingin merebahkan diri beberapa saat di ruangan ganti pakaian dan meminta Dewi membangunkan sejam kemudian. Tapi baru beberapa menit saya rebah, staf KCCC membangunkan dan meminta saya mengecek peralatan komunikasi sebelum acara dimulai. Staf itu, Amano-san, tampak tidak perduli ketika saya katakan bahwa saya belum tidur bener semalaman.
Akhirnya kemudian sempat juga saya terpulas sekitar 40 menit di atas lantai kayu ruang ganti.
Menjelang jam 3 saya ke WC dan menyiram kepala yg terasa panas. Baru juga saya siap2, staf KCCC datang dengan wajah cemas menanyakan kenapa pak Pitono belum datang juga. Untung, beberapa jurus kemudian pak Adi, konsul sosial budaya datang bersama Ibu. Beliau menyerahkan final draft pidato dan meminta saya mengecek. Menurut pak Adi, pak Pitono akan terlambat datang sehingga pak Adi yg akan menggantikan beliau menyampaikan pidato.
Sebenarnya sih kalau kondisi fit dan bisa konsentrasi penuh, saya biasanya bisa menerjemahkan langsung secara relay dari bahasa Indonesia atau Inggris ke bahasa Jepang atau sebaliknya. Masalahnya hari ini saya baru tidur 3 jam dan isi kepala saya juga masih dipenuhi oleh naskah yg harus saya bawakan sebagai prolog sebelum konser angklung. Saya benar2 kebingungan.
Alhamdulillah saya tertolong oleh keadaan. Mic yg tersedia hanya satu sehingga tidak mungkin menerjemahkan pidato itu secara relay, akhirnya saya meminta tolong agar pak Adi menyelesaikan pidatonya baru kemudian saya ambil poin2 pentingnya. Tapi itu pun saya masih kebingungan karena otak yg tidak begitu cooperative saat itu. Akhirnya saya hanya membacakan kalimat pembuka dan pembicaraan tentang angklung yg dihubungkan dengan falsafah persatuan Indonesia dan harmoni masyarakat dunia. Untung pak Aki sempat memberi bocoran draft, kalau tidak, wah bisa amburadul terjemahan naskah pak Adi yang bukan hanya mewakili KJRI Osaka, tapi Republik Indonesia.
Pada saat membawakan acara beberapa kali saya sempat tersendat karena coretan2 tangan yg saya pegang sering terlewatkan. Untunglah kecanggungan saya ditutupi oleh permainan angklung teman2 PPI Kobe yang cukup memukau penonton. Tepuk tangan membahana ketika teman2 tim angklung menyelesaikan lagu terakhir “NAIK DELMAN”.
Acara selanjutnya adalah penampilan Lia, tapi sebelumnya diselingi oleh kolaborasi Wildan, mbak Susy, dan Tatsuta Sensei yg seperti mensihir penonton dengan alunan nada “Bengawan Solo”-nya yg unik tapi merdu. 5 menit kemudian, Lia tampil di panggung.
Lia dengan baik memerankan tugasnya. Bahasa Inggris Lia yg fasih sangat membantu karena saya tidak perlu terus menerus menerjemahkan secara relay. Penonton dengan baik mengikuti arahan Lia dan dengan manis menyelesaikan 7 lagu. Termasuk di dalamnya “I have a dream”-nya West Life, “I am Loving”-nya Beatles, dan “Ue wo muite Arukou”-nya Sakamoto Kyu. Lagu terakhir adalah “Bengawan Solo”.
Lia yg di luar panggung adalah anak abg berusia 17 tahun, ternyata di panggung berubah menjadi entertainer yg lihai. Penonton termasuk pak Konjen dan Nyonya terlihat sangat puas.
Akhirnya session pertama selesai.
Giliran Wildan tampil adalah setelah hadirin menikmati selingan musik dari mahasiswa Cina dan sambutan2 dari alumni2 Kobe dari Cina yg telah menjadi orang2 besar di negaranya. Awalnya hadirin tidak memperhatikan Wildan yg tampil dengan sangat menikmati permainannya, tapi setelah beberapa saat kemudian akhirnya penonton yg sedang makan mulai membentuk lingkaran sambil membawa piring masing2. Tangan Tatsuta Sensei mulai gatal dan akhirnya ikut bergabung dgn Wildan memainkan lagu2 barat yg terkenal.
Jam 17:50 teman2 muslim yg puasa akhirnya disuguhi makanan oleh staf Kobe Club. Sebelumnya saya memang sudah meminta agar panitia memisahkan makanan buat kami yg berpuasa, dan alhamdulillah mereka memenuhi permintaan itu sehingga teman2 yg puasa pun bisa menikmati hidangan ala Jepang dan Meksiko itu.
Jam 19:30, saya bersama keluarga dan eyang+mbah Tasuta melepas kepergian Lia, Wildan, dan mbak Susy yang melambaikan tangan dari atas bisa yang meninggalkan Sannomiya menuju Kansai Air Port, Osaka. Malam ini mereka akan naik pesawat Thai Airlines menuju Jakarta setelah transit di Bangkok.
Alhamdulillah akhirnya kegiatan ini beres.
6 pemikiran pada “Akhirnya beres.”
Mbak Nunuy,
Seperti yg saya jelaskan di atas, saya membuat naskah MC berdasarkan sikon jadi ndak ada draft baku karena saya hanya ngomong aja.
Silakan posting isi MC yg akan dibawakan di comment ini, nanti saya akan coba terjemahkan. Syaratnya cuma satu, komputer yg dipakai harus bisa membaca karakter Jepang.
pak arif, saya senang sekali ketika browsing nemuin blog ini. saya boleh ga minta bantuan, saya mau donk di kirimin naskah MC dlm bhs jepang karena saya akan tampil jadi MC di acara perpisahan sekolah nanti (tgl 6 Mei) terima kasih!
Naskah MC saya buat berdasarkan sikon mbak Sri, dan bukan dalam bahasa Inggris melainkan dalam bahasa Jepang. Dan sebenarnya naskah itu hanya buat pegangan dan arahan saya karena biasanya pada saat acara saya ngomong aja tanpa teks.
Mbak Sri ini akan tampil jadi MC ya? 🙂
sy mau donk naskah MC dalam bahasa Inggris…
please…
Untuk pencantuman nama anaknegri.com silakan saja. Tapi harap maklum karena anaknegri.com masih dalam tahap transfer sehingga sampai tanggal 8-an belum bisa online.
Pesan mas Fauzy akan coba saya sebarkan di network yg saya punya.
Selamat berjuang, ganbatte kudasai.
Assalamualaikum Wr Wb
Pak Arif Kurniawan,
Saya Fauzy, yg pernah nelpon malam2 tempo hari (soal survey kenshusei),
Saya dan teman di WGTT (working group for technology transfer for Indonesia) saat ini sudah menyiapkan survey potensi kenshusei secara online via website:
http://www.wgtt.venvis.com
klik Survey Online
rencananya mau memanfaatkan momen idhul fitri utk membagikan leaflet survey potensi kenshusei, mau minta izin memasukkan “kerjasama dgn Anaknegri”, di dalam leaflet tsb.
juga tolong bantu info email teman-teman lainnya, yg biasa mengkoordinir kenshusei. atau yg mengelola pengajian.
Terimakasih sebelum dan sesudahnya
Wassalam
Fauzy Ammari, Dr.Eng.
Dainichi Consultant Inc.
http://www.dainichi-consul.com
Tel: (058) 239 8233
Telp: (058) 271 2502 (kantor)
HP: 090 1751 8233