Coz appearance can’t tell you everything

Waktu itu hari jumat pagi, saya belum apa2 karena memang tidak ada acara spesifik pada hari jumat. Perut saya baru terisi segelas kopi nurui yang dibuat oleh istri ketika HP saya berdering di atas meja. Di layar terpampang Tatsuta sensei, beliau adalah istri dari Tatsuta-san, seorang ahli angklung berkebangsaan Jepang yang telah mempelajari angklung selama beberapa tahun dan sempat akrab dengan Mang Ujo, pemilik saung mang Ujo di Padasuka Bandung. Dengan suara yang jelas dan bicara yang perlahan bertanya basa-basi ala orang Jepang, sochira wa Arifu-san no keitai denwa deshouka?, sambil tertawa renyah saya menjawab hai sou desu, selamat pagi sensei. Tatsuta sensei ini memang salah seorang murid bahasa Indonesia saya, jadi kalau menelpon biasanya campur bahasa Indonesia dan Jepang.

Beliau kemudian meminta maaf kalau tiba2 menelpon sekaligus menanyakan apakah saya ada waktu kosong siang dan sore ini. Karena sebelumnya memang jadwal sudah saya kosongkan maka tentu saja saya jawab daijoubu. Tatsuta sensei kemudian memberitahu bahwa rencana sebelumnya untuk bertemu dgn Heru-san kayaknya akan terwujud sebab Heru-san akan datang ke Kobe.

Heru-san adalah orang Indonesia yang konon adalah senpai (senior) di almamater saya University of Hyogo Prefecture. Nama pak Heru ini sudah saya dengar berkali-kali semenjak masuk di universitas Hyogo kenritsu . Menurut staf di fakultas, beliau adalah kebanggaan kampus kami karena termasuk dalam jajaran alumni2 yang berhasil menduduki posisi penting di masyarakat. University of Hyogo Prefecture memang berhasil menelorkan banyak pemain2 bisnis yg cemerlang di Jepang, termasuk di dalamnya pimpinan Mandom Group, Minato Bank, Kobe Newspaper, dll. Nah, Heru-san ini adalah salah satu alumni orang Indonesia yang katanya berhasil. Saking terkenalnya pak Heru ini, sampai2 staf itu tidak percaya kalau saya tidak kenal dgn beliau Indonesiade erai hito ni natta yo!. Ya mau gimana lagi, saya waktu itu memang tidak kenal siapa Heru Santoso-san itu. Sayaakhirnya tahu kalau pak Heru itu kerja di Panasonic Indonesia.

Saking terkenalnya Heru-san ini,pimpinanKCCC (Kobe Cross Culture Center) pun tahu banget, dan tampaknya Tatsuta sensei pun pertama kali mengenal beliau di KCCC, yang kemudian hubungan itu berlanjut seperti layaknya anak dan orang tua hingga sekarang.

Singkat cerita, Tatsuta sensei ingin sekali mempertemukan saya dgn Heru-san dan sudah mempersiapkan jadwal pada hari jumat itu dan rencananya kami akan bertemu di stasiun Umeda Osaka. Tapi karena saya meminta waktunya sehabis jumatan, akhirnya pertemuan itu sempat dibatalkan sebab jadwal pak Heru yg sangat padat di Osaka.

Telpon Tatsuta sensei itu memberitahu bahwa kami tetap bisa ketemu karena Heru-san yg akan datang ke Kobe sore hari jam 14:45.

Jam 14:30 saya sudah standby di depan hankyu station Sannomiya, saya celingak celinguk mencari sosok Tatsuta sensei dan Nyonya. Akhirnya setelah keliling satu kali, Mr.Tatsuta yg menemukan saya kebingungan mencari tempat janjian, sebuah toko roti.

Kami akhirnya ngobrol di tengah lalu-lalang orang sembari menunggu. Beberapa menit kemudian sepasang suami istri menyapa Tatsuta sensei yang kemudian diperkenalkan sebagai keluarga host family Heru-san.

Setelah jarum jam panjang melewati angka 12 tiba2 seseorang menyapa dari belakang kerumunan kami. Konnichiwa, lalu ngobrol sambil teriak karena suara kami tenggelam di tengah hiruk pikuk orang di stasiun Hankyu. Saya sudah menduga kalau orang inilah yg kami tunggu2 sebab walaupun bahasa Jepangnya lancar, tetap saja ada aksen yg meng-Indonesia. Tapi kalau tidak diperhatikan, pasti orang akan menyangka bahwa pak Heru adalah orang Jepang 100%.

Penampilannya biasa, bahkan sederhana. Jaket hitam dan sepatu hitam dgn kemeja yg sangat biasa. Tutur katanya lugas dan gampang dimengerti, bahkan kansai beng-nya masih lekat. Kesan pertama saya, biasa saja.

Kami berenam akhirnya sepakat minum kopi di Nishimura Coffe di dekat stasiun JR.

Dari bercakap-cakap itulah saya mulai menangkap ada kesan wah karena Heru-san bercerita ttg jadwalnya yg ketat ke Jepang, Brazil, dan negara2 lain. Berarti bukan pegawai Panasonic biasa, kesimpulan saya dalam hati. Heru-san juga bercerita ttg kejadian telatnya ke bandara sehingga harus menelpon SQ airlines untuk me-reschedule penerbangan 30 menit sebelum departure. Kalau bukanspecial membermana bisa kata saya dalam hati. Dan ketika pak Heru menawarkan untuk memintakan beasiswa Panasonic, saya mulai agak bingung. Memangnya Heru-san ini siapa sehingga bisa meminta jatahbeasiswa Panasonic? mbatin saya. Saya banyak diam karena asyik mendengar cerita Heru-san tentang aktifitas beliau mengawal pejabat2 Indonesia, termasuk Mr.Kalla dan SBY beberapawaktu lalu ketika kunjungan ke Jepang. Saya cuma sesekali menjawab dan berterima kasih ketika disodorkan kartu nama beliau dan hanya melihat nama yg tertulistanpa menelaah isi kartu nama. Selama ngobrol itu sempat saya mbatin lagi, ini orang, siapa sih, kok ngomongnya tinggi amat ya.

Kami akhirnya berpisah setelah menguasai satu meja selama 90 menitan di Nishimura Cafe itu. Pak Heru berpesan supaya saya kirim email.

Setiba di rumah, saya menyalakan komputer dan mengosongkan isi kantong, waktu mengeluarkan isi kantong itu kartu nama Heru-san tergenggam di tangan saya dan secara refleks saya memperhatikan seluruh isi kertas putih itu.


Panasonic
Ideas for life

Heru Santoso
Director

PT. Panasonic Manufacturing Indonesia
Jl.Raya Bogor ..

Rupanya benar kata orang bahwa penampilan seringkali tidak bisa mengungkapkan segalanya. Pak Heru yang penampilannya begitu sederhana ternyata mengemban tugas pekerjaan yang tidak sederhana.

Kesan pertama saya, biasa saja.

Kesan terakhir saya, kagum.

foto

3 pemikiran pada “Coz appearance can’t tell you everything

  1. Kami sekeluarga juga mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Mungkin selama berinteraksi ada ucapan atau perilaku yang tidak menyenangkan.
    Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pak Heru yang sudah membantu hingga kegiatan Tatsuta Sensei dan KCCC bisa berlangsung dengan baik. Sebelumnya saya sudah mendengar kehebatan trio mbak Susi-Lia-Wildan, tapi ternyata melihat secara langsung penampilan mereka masih lebih mantap dari cerita2 yg pernah saya dengar. Dan penampilan mereka tentunya tidak akan bisa kami nikmati kalau bantuan dari pak Heru tidak ada.
    Salam dari Kobe.

  2. Arif san,
    Selamat idul Fitri 1Syawal 1428H. Kami sekeluarga menghaturkan mohon maaf lahir dan bathin.
    Terima kasih atas bantuannya selama Susi san dan rombongan berkunjung ke Kobe. Sukses yang diraih tentu tidak terlepas dukungan Arif san. Terima kasih juga tulisannya, yang baru aku terima dari temanku.
    Semoga Sukses dengan karir baru dan sampai jumpa lagi.
    HERU

Tuliskan komentar anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.