Hari ini seusai memperbaiki database yang sempat tidak bisa diakses karena konfigurasi server yang tampaknya ada masalah, kami melakukan kegiatan rutin menyisir kembali dokumen2 yang sudah lama ngendon di Kobe.
Kebanyakan yang masuk "bengkel" adalah dokumen yang cara penulisan salah, tandatangan meragukan, rekening yang tidak memenuhi syarat, dan macam-macam. Ada sebuah aplikasi yang sudah hampir 3 bulan yang lalu kami hubungi pemiliknya karena mencantumkan rekening bukan atas nama pemohon, waktu itu yang bersangkutan menyatakan bahwa pemilik rekening itu adalah istrinya, oleh karena itu dia kami minta mengirimkan dokumen berupa fotokopi buku nikah, tapi hingga hari ini fotokopi buku nikah itu belum juga sampai ke tangan kami, sehingga terpaksa masih harus ngendon. :keringat_dingin:
Mungkin ada pemohon klaim yang merasa kesal mengapa kami menerapkan syarat pengurusan yang ketat.
Sejak semula komitmen kami adalah menolong rekan-rekan kenshusei. Perbuatan menolong itu kami wujudkan dalam dedikasi kami yang penuh. Kami bukan sekedar mencari uang 🙂 Kalau sekedar mencari uang, maka kami tidak akan perduli apakah dana itu sampai ke tangan yang benar atau tidak. kalau kami hanya peduli uang, kami tidak akan perduli walau aplikasi yang masuk bertandatangan palsu.
Sebagai orang Indonesia, kami punya kelebihan dibandingkan kantor pajak yang hanya dikelola oleh orang Jepang, yaitu kami lebih tahu karakter orang Indonesia. Kami tahu bahwa di negara kita tercinta, orang bisa "nembak" KTP, kami tahu bahwa ada banyak orang yang nggak akan segan-segan memalsukan tandatangan temannya demi 30 lembar 100ribuan. Dan kebetulan juga istri saya lulusan psikologi yang pernah belajar tentang tulisan tangan. Dan kebetulan lagi, saya pun pernah belajar tentang psikologi tulisan dan tandatangan sejak 10 tahun yg lalu, sehingga kami sering sekali meng-counter aplikasi yang terlihat mencurigakan, ada yang tandatangannya palsu, bahkan ada juga tandatangannya mirip sekali asli, tapi begitu kami teliti terdapat keanehan di titik krusial (mengenai titik krusial, itu rahasia perusahaan), dan setelah kami pojokkan akhirnya yang bersangkutan ngaku :bawah:
Kami nggak akan tanggung-tanggung dalam mengemban amanah, karena kami anggap itulah salah satu kontribusi kami dalam membangun masyarakat kita, walaupun dalam skala sangat kecil. Mudah-mudahan dengan begitu, kami bisa membantu teman-teman dalam mendapatkan haknya, sekaligus membantu mencegah orang-orang yang tidak punya malu mengambil hak orang lain. :marah: