Produktifitas, Indonesia & Jepang

Hari ini seperti biasa, pulang kerja selewat jam 6 sore. Kegiatan pagi diisi dengan rapat divisi yg dipimpin langsung oleh Executive Officer yg menjabat rangkap sebagai kepala divisi personalia.

Selama rapat beberapa kali saya harus menghadap ke belakang karena mengangkat telpon yg masuk. Sebagai staf yg terbaru di divisi personalia tugas menerima telpon adalah salah satu rutinitas yg banyak memberi pengetahuan baru bagi saya. Awalnya saya sempat ragu apakah kemampuan bahasa saya cukup untuk level bisnis, tapi alhamdulillah hingga hari ini tidak ada kesalahan berarti yg saya lakukan dalam menerima telpon dari luar perusahaan.

Siang harinya sehabis makan dan sholat, saya kembali konsen di depan komputer mengerjakan software dan sesekali diselingi dengan menerima telpon. Staf lain kebanyakan sibuk karena memasuki akhir bulan dan sekaligus menjelang akhir tahun. Pada saat tutup buku hampir semua staf personalia sibuk karena harus mengerjakan berbagai hal, mulai dari 年末調整 (Penyesuaian akhir tahun) yg melibatkan urusan dgn kantor pajak hingga ke urusan kartu tahun baru yg semuanya ditangani oleh personalia. Yang membuat kagum adalah untuk melayani semua pegawai Mandom yg melebihi angka 2000 orang, staf di personalia hanya terdiri dari 8 orang ditambah 2 manajer dan saya, yg berarti kalau diambil persentase kasar, satu orang di personalia melayani sekitar 200 orang pegawai dengan segunung urusannya. Saya yg baru masuk dan manajer yg tidak melakukan pekerjaan secara langsung tidak saya masukkan dalam hitungan.

Sewaktu kuliah dulu ada sebuah mata kuliah yg sempat saya ikuti beberapa kali yg membahas tentang perbandingan produktifitas antara orang Jepang dan negara Asia lainnya. Sayang sekali waktu itu Indonesia tidak masuk daftar, tapi kalau melihat angka perbandingan Malaysia-Jepang saja saya merasa miris. Bayangkan, hasil penelitian itu memperlihatkan bahwa produktifitas 1 orang Jepang itu sebanding dengan 5 orang Malaysia. Walaupun saya tidak sempat meneliti keabsahan metode dan hasil dari penelitian itu tapi paling tidak kita bisa mengira-ngira di mana posisi Indonesia. Meskipun saya tak berani mengatakan bahwa produktifitas orang Malaysia lebih tinggi dari orang Indonesia, tapi saya cukup yakin memperkirakan bahwa kita tidaklah lebih baik dari negeri jiran itu. Sewaktu di pabrik pun saya banyak melihat bagaimana produktifnya mereka dalam bekerja, padahal kalau masalah giatnya, saya yakin orang Indonesia pun tak kalah. Mungkin yang membedakan adalah output dari giat itu yg membuat orang Jepang dinilai lebih produktif daripada bangsa lain.

2 thoughts on “Produktifitas, Indonesia & Jepang

  1. mang bener orang jepang itu pekerja keras makanya mereka lebih maju. btw ada info kerja d jepang gak nama saya rahmat mantan trainer IMM mesin press logam kalo ada hubungi saya 08127445874

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.