Matahari ke-32

Kalender di dinding kamar kerjaku telah berubah. Gambar yg tadinya berupa pemandangan sebuah pelataran candi di Thailand berganti menjadi serumpun kelapa yang menjulang tinggi mendongak ke langit, batangnya tak jelas terlihat karena tertutup rimbunan bunga yang mirip kembang kertas. Angka tahunnya telah menjadi 2008 (平成20年).

Aku mendesah menatap deretan angka2 tanggal yang sebentar lagi akan kutandai karena ketatnya jadwal mulai bulan januari ini. Tak terasa, matahari yang terbit hari ini adalah matahari tahun ke 32 dalam hidupku ini. Hidup yang terasa belumlah memberi hasil untuk kupergunakan sebagai bekalku menuju hidup yang tak lagi mengenal hitungan detik nanti. Bangun, beraktifitas, tidur, dan bangun lagi. Ada ritme yang teratur tapi terasa kekosongan yang tak sanggup kuisi. Kutahu semua ini ada akhirnya tapi ku bahkan tak sanggup untuk mengesampingkan semua kesibukan untuk meraih nur-Nya.  Ada sesuatu yang kurang, dan kekurangan itu begitu besar karena kutahu itulah tujuan akhir hidup ini.

Langit musim dingin yang kelam mengantarku menuju alam mimpi. Semoga matahari di hari kedua tahun ke-32ku lebih garang menyala & membakar semangat imanku, amin.

Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’in. Ihdinas shirotal mustaqiim. Shirootal ladziina an’amta alihim, ghoirul magduubi alihim walad dhoolliin, amin.

One thought on “Matahari ke-32

  1. Ass Wr Wb..
    Mas Arif, kenalkan saya anggota baru tp wajah lama..hehhe. Gini mas saya mau nanya gimana jalannya dulu Mas Arif dapetin kuliah di Jepang. Insya Allah saya tahun ini berangkat kesanaikut dalam program pemagangan. terima kasih banyak.
    semoga sehat selalu..
    Wass

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.