Obon Ake (Sehabis Obon)

Kemarin libur Obon habis. Arus U-turn mulai membludak, di mana2 jalan penuh dan kereta sesak. Kami sekeluarga lebih memilih mendekam di rumah daripada keluar berdesak-desakan di stasiun2 kereta.

Obon adalah hari2 yang dianggap suci oleh orang Jepang karena mereka percaya bahwa arwah pendahulu mereka akan kembali ke rumah selama 3 hari. Itulah sebabnya mereka menyediakan berbagai macam sesajen di rumah2 mereka untuk menyambut “tamu” mereka. Inilah yang menyulitkan bagi kami2 yg tinggal di apartemen2 berlantai banyak karena tentu di sekeliling kami ada banyak orang Jepang yang menyediakan sesajen di rumah mereka. Dan ini tampaknya mengundang makhluk2 halus untuk datang berkunjung ke rumah2 mereka. Wallahu a’lam bis showab, tapi tampaknya sesajen itu bagi makhluk2 halus seperti lampu bagi serangga2 di hutan.

Selama beberapa hari ini, Aisha yang tampaknya dianugerahi kemampuan untuk melihat makhluk2 yg tak terlihat oleh kami, sangat rewel. Kadang2 kalau keluar kamar tiba2 dia menangis ketika melihat ke arah atas TV, tiba2 saja ia berteriak “kage’…kage’ “(kaget, maksudnya) seakan-akan melihat orang yg mengagetkannya.

Awalnya saya tidak begitu mengerti, tapi setelah ingat pengalaman sewaktu ke Fukui ketika Aisha menangis dan menolak naik ke mobil Suzuki Sensei dan menunjuk-nunjuk ke arah kaca depan seakan-akan ingin menunjukkan sesuatu. Akhirnya kami mengerti bahwa Aisha dianugerahi indera yg bisa melihat makhluk2 tak terlihat oleh mata kami.

Kali ini pun sama, pernah kemarin ia malah menunjuk ke arah pintu dan berkata “kakek, kakek”. Saya dan Dewi hanya tersenyum saling memandang. Rupanya banyak “tamu2” yang berkeliaran di gedung apartemen kami yang bertingkat 14 ini, dan tampaknya mereka kadang2 singgah.

Akhirnya setelah saya membaca surah Yasin hingga tamat, tampaknya rumah mulai “bersih” karena Aisha pun sudah berkurang rewelnya. Inilah resiko kalau tinggal di masyarakat musyrik 🙂

2 thoughts on “Obon Ake (Sehabis Obon)

  1. Hehehe…yg beginian memang ada, dan kita pun sebagai muslim wajib percaya akan adanya hal2 yg gaib, tapi bukan berarti kita takut. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, yang berarti kekuatan manusia, dengan izin Allh SWT, berada di atas kekuatan makhluk2 gaib itu. Dengan berlindung kepada Allah SWT, insya Allah mereka tak akan mampu memberi mudharat apa2 kepada kita.

  2. yang benerrrrrrr mas Arif! Jadi seremmmm nech bacanya!
    Sebetulnya saya nggak percaya tuch dengan cerita sebelumnya ttg ada istiadat masyarakat Jepang
    Walaupun sekitar apartemen saya ada banyak sungai mereka semua bakar2 dupa sambil kasih bunga2 yang cantik.
    yang diam2 saya tertarik ntuk memajangnya dirumah,tapi suami dgn keras melarangnya.
    Iccchhhh serem bagaimana klw bunga itu saya curi yach? jgn2 obakenya tomari dech diapartemen saya!
    Alhamdullillah ternyata Allah SWT masih melindungi saya.
    Amiennnnnnnnn

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.