Nilai 1

Saat memasuki kantor IMM hari ini saya sempat kaget karena ruangan tengah yg biasanya dipakai untuk makan siang tampak tertata rapi dengan kursi dan meja berderet. Saya akhirnya tahu setelah di dekat pintu terbaca tulisan “19-0x 研修生引継ぎ” (serah terima kenshusei angkatan 19-0x). Ada 19 orang Indonesia dan 9 orang Thailand yg akan memulai tugas di daerah Kansai ini.

Awalnya ketika saya tanya kepada Bucho apakah perlu bantuan, Bucho menjawab tidak perlu karena dia yg akan tangani. Saya dengan senang hati kembali ke kursi menghadapi textbook yg sedang saya terjemahkan. Tapi ketika diberitahu bahwa pak Adi dari Konsulat Jenderal Indonesia Osaka juga akan memberikan sambutan dan minta diterjemahkan secara sinkron, Bucho langsung kecut dan akhirnya mendorong saya ke kursi depan di samping pak Adi. Saya hanya senyum2 dan akhirnya mengambil posisi persis di samping pak Konsul.

Acara berlangsung singkat dan padat. Sambutan yg diberikan pak Adi isinya bagus sekali karena tepat mengenai sasaran dan gampang diingat. Para kenshusei Indonesia tampak khusyuk mendengarkan sembari mencatat di buku catatan kecil mereka, sebuah kebiasaan bagus yg mudah2an tidak hilang seumur hidup dari diri mereka lagi. Kenshusei Thailand tampak agak bingung hingga akhirnya Kimura Bucho menterjemahkan isi terjemahan saya ke dalam bahasa Thailand. Kimura Bucho pernah tinggal selama lebih dari 10 tahun di Bangkok karena bekerja di Daimaru Bangkok dan kalau mendengar cara beliau berujar, walaupun saya tidak mengerti bahasa Thailand, tampaknya cukup lumayan meyakinkan dan bisa dimengerti oleh orang Thailand. Kenshusei Thailand sesekali menyahut ketika isi kalimat adalah untuk memberi semangat kepada mereka.

Setelah acara selesai akhirnya saya kembali ke meja kerja, tapi alih2 bisa kerja Goto Bucho dan Kawabata Bucho malah ngajak ngobrol. Akhirnya saya menerjemahkan isi buku, jari mengetik, sembari mata saya menatap ke arah Bucho dan melayani obrolan mereka. Sesekali mata saya melirik monitor laptop karena salah nekan tuts keyboard.

Jam 15:20 saya mulai berkemas-kemas. Hari ini saya harus datang ke kantor pusat Mandom untuk menerima SK diterima sebagai pegawai di tahun 2008 mendatang.
Setelah pusing2 sejenak di daerah Tanimachi 4 choume, akhirnya saya tiba juga di gerbang Mandom.

Resepsionis di depan pintu masuk tersenyum dan langsung memberi salam konnichiwa. Sebelum saya sempat berucap apa-apa, gadis itu malah duluan bertanya.

“Mensetsu desu ne” (wawancara ya).

“Muhamnmado Arifu Kuruwan-san desu ne”.

Saya tersenyum mendengar nama saya dieja salah, maklumlah nama saya memang kepanjangan buat orang Jepang. Tapi yg membuat saya bingung adalah kok bisa tahu ttg saya padahal di perusahaan ini ada ratusan orang yg hilir mudik di pintu masuk.
Mungkin saking kurangnya orang asing yg masuk gedung berlantai 11 ini sampai2 si mbak itu begitu yakin kalau ada orang asing, maka sayalah orangnya.

“Sou desu. Yoroshiku onegaishimasu”. Jawab saya sembari senyum.

Sebelum masuk ruangan tunggu saya menyempatkan diri ke WC membereskan ulang pakaian karena keringat yg mengucur setelah berjalan agak jauh di tengah2 udara panas summer ini. Sekeluar dari WC, Sato-san dari bagian HR sudah menunggu dan langsung menggiring saya menuju ruangan kecil di lantai 1. Sebelum masuk ke ruangan yg ditempati staf HR kami sempat ngobrol beberapa menit.
Dari mbak Sato akhirnya saya tahu bahwa ternyata perusahaan yg terkenal dengan Gatsby-nya ini hanya memiliki 3 pegawai orang asing (1 Indonesia, 1 Cina, 1 Filipina), ditambah 1 calon pegawai dari Cina dan 1 calon pegawai orang Indonesia tahun depan, yaitu saya. Tahun ini Mandom hanya menerima calon pegawai orang asing 2 orang.

Saya akhirnya dipersilakan masuk ke ruangan kecil di sebelah untuk acara mendan(ngobrol)

Ada dua orang staf HR yg menghadapi saya. Yang satunya Ouhashi-san yg sudah saya temui pada wawancara2 sebelumnya, yg satunya lagi tidak sempat saya tengok papan namanya.

Pada acara mendan inilah saya menemukan satu lagi kehebatan perusahaan Jepang.

Saya, calon pegawai yang belum terbukti bisa apa2, hanya calon lulusan sarjana ekonomi tahun depan, dengan kemampuan bahasa Jepang yg pas-pasan untuk ukuran orang Jepang, diperlakukan dengan sangat baik. Sebagai perusahaan yg akan mempekerjakan, Mandom sebenarnya punya hak dan wewenang untuk menyuruh saya masuk di bagian mana saja yg mereka kehendaki, tanpa perlu basa-basi. Tapi staf HR dengan sangat hati2 memberi penjelasan bahwa mereka berencana menempatkan saya kelak di Indonesia untuk mengurusi pabrik di Cibitung atau Sunter di Indonesia, jadi mereka meminta saya untuk bersedia belajar tentang sistem produksi, distribusi, dan pengembangan produk. Saya tentu saja tidak keberatan.

Dengan seksama mereka juga menanyakan tentang rencana hidup, kelanjutan karir, dan hal2 yg ingin saya capai. Sekali lagi mereka juga mengkonfirmasi rencana saya mengambil S2 di tahun kedua, dan bahkan merancang penempatan kerja dan posisi berdasarkan rencana2 yg saya kemukakan. Saya sangat terkesan betapa mereka betul2 menghargai orang perorang, bahkan seorang calon pegawai orang asing seperti saya sekalipun. Nilai 1 orang tidak mereka anggap enteng.
Dengan perlakuan yang baik ini, tidaklah mengherankan kalau pegawai2 pun akan mati2an bekerja untuk perusahaan, karena timbal balik yang akan mereka terima pun sepadan.

Ketika mereka bertanya apa yang ingin saya capai dalam karir saya, saya menatap mata mereka bergantian dan menjawab,

“正直に言いますと、私はマンダムの役員になりたいです” (jujur saja, saya ingin menjadi eksekutif di dalam perusahaan Mandom).

Tanpa melecehkan mereka menjawab,

“日本で一生懸命勉強して、インドネシアに帰って役員になるために頑張って下さい” (belajar yg giat di Jepang, pulang ke Indonesia dan berusahalah yang keras supaya bisa jadi eksekutif).

Saya mengucapkan terima kasih dan berlalu dari ruangan itu. The sun shined brightly today.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.