Bertolak meninggalkan Makassar

Bersolek, itu kesan pertama kali ketika menginjakkan kaki kembali di kota kelahiranku Makassar. Sepanjang jalan poros propinsi, puluhan kompleks pertokoan berupa ruko atau mall sedang dibangun dan beberapa sudah berfungsi. Entah apakah pemerintah daerah Sul-Sel dan Makassar menyamakan langkah dengan pemerintah pusat yang membangun ekonomi `hanya` dengan modal tingkat konsumsi, yang jelas dalam 5 tahun ke depan kota ini akan jadi sasaran barang impor kalau industri barang konsumennya tidak digenjot. Ini sebenarnya sebuah peluang yang luar biasa besar bagi mereka yang berniat terjun ke dunia bisnis, karena dengan perhitungan kasar saja, untuk mengisi mall-mall dan pusat perbelanjaan yang demikian membludak itu, tentu akan dibutuhkan supplier produk bermutu dan mudah didapatkan oleh toko-toko itu.
Secara teori, pembangunan yang tolok ukurnya berdasarkan pada tingkat konsumsi masyarakat memang amat sangat rapuh dan semu, tapi apa mau dikata, saaat ini sejauh itulah kemampuan pemerintah kita. Mudah2an para pebisnis dan calon pebisnis bisa jeli memanfaatkan peluang ini tanpa perlu bergantung kepada pemerintah, yang untuk saat ini memang tidak bisa dijadikan tempat bergantung 🙂
Hari ini bertolak menuju Bandung, mudah2an perjalanan dengan Adam Air lancar, amin.

3 thoughts on “Bertolak meninggalkan Makassar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.